Kupang, detakpasifik.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT yang juga merupakan anggota DPR RI Fraksi Nasdem Juli Sutrisno Laiskodat mengunjungi Lab Otomotif Kampus Politeknik Negeri Kupang, Senin (14/2/2022). Juli Laiskodat yang didampingi istri Sekretaris Daerah NTT tiba di Politeknik sekira pukul 14.30 WITA. Mereka disambut langsung Direktur Politeknik Frans Mangngi dan sejumlah dosen.
Dalam kunjungan ini, Juli Laiskodat dan Politeknik Negeri Kupang bersepakat meneken Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengadaan mesin produksi dalam menunjang pelaku UMKM di Provinsi NTT. MoU ini rencanannya akan diteken minggu ketiga pada bulan Maret 2022 mendatang.
“Kegiatan hari ini adalah tindak lanjut dari kunjungan Politeknik ke Dekranasda NTT beberapa waktu lalu. Saya kagum dengan kampus ini ternyata tidak hanya jago dalam kelas tetapi telah membuktikan dengan menciptakan alat sesuai dengan kebutuhan salah satu UMKM kami,” kata Juli Laiskodat.
Menurut Juli, Politeknik Negeri Kupang memiliki potensi dalam mengembangkan berbagai jenis alat yang dapat membantu pelaku UMKM di Provinsi NTT.
Ia mengatakan, selama ini alat-alat produksi untuk mendukung pelaku usaha di bawah binaan Dekranasda selalu dibeli dari luar NTT. Hal itu karena kurangnya SDM yang dapat menciptakan mesin-mesin produksi tersebut di NTT.
“Daripada kita beli di luar mahal, ongkos kirimnya mahal. Kalau di kampus ini bisa buat kenapa kita tidak beli di sini,” kata Juli.
Saat itu Juli Laiskodat langsung menyaksikan demonstrasi mesin pembuat sabun cair buatan Politeknik Negeri Kupang. Sabun cair yang dibuat itu menggunakan bahan baku garam.
Hasilnya, istri Gubernur NTT itu menyampaikan rasa kagumnya. “Ini bagus. Ini berapa duit ini,” tanya Juli Laiskodat yang langsung dijawab Direktur Politeknik dengan mengatakan kalau alat itu tidak dijual. Mesin pembuat sabun cair itu adalah temuan pertama kampus itu. Produksinya belum diperbanyak.
“Karena ini adalah hasil temuan pertama, jadi mesin ini tidak kami jual tapi kami hibahkan untuk Dekranasda NTT,” kata Frans Mangngi disambut tepuk tangan.
Tim detakpasifik mencoba mencari tahu harga alat pembuat sabun cair itu dan berapa lama waktu pembuatnya. Erwin Hattu selaku penanggung jawab pembuatan mesin itu mengatakan dibutuhkan anggaran sekitar 20 jutaan dalam pembuatan alat tersebut. Alat itu juga disebut memiliki fungsi ganda selain untuk membuat sabun cair.
Alat lain yang juga menarik perhatian Juli Laiskodat hasil buatan Politeknik Negeri Kupang adalah mesin pencacah dan penghancur makanan ternak. Selain itu terdapat juga mesin pencampur pupuk kompos. Di kampus itu juga terdapat sebuah mesin untuk memproduksi botol plastik.
“Waktu mereka datang di saya pada Oktober (2021), saya merasa mereka pakai kata-kata tapi hari ini saya lebih optimis lagi. Apalagi dengan waktu singkat mereka sudah mampu memproduksi mesin yang dibutuhkan UMKM kami. Jadi saya optimis sekali dan saya lihat banyak sekali alat-alat yang mampu dibuat dan kami akan buat Mou daripada saya beli di Jawa harus beli di sini,” kata Juli.
“Kita punya anggaran, daripada kita beli di luar dan saya salah satu orang yang tidak mau uang kita malah kita bawa keluar,” kata Bunda Juli mengakhiri kunjungannya di Kampus Politeknik Negeri Kupang.
Juan Pesau