Kupang, detakpasifik.com – Pandemi Covid-19 masih melanda wilayah Nusa Tenggara Timur. Namun, pemerintah provinsi tetap berupaya keras meningkatkan optimalisasi produktivitas pertanian dengan mengukuhkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Otan pada Jumat (27/8/2021).
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kepada jajaran pemerintah kabupaten dan kota se-NTT menyatakan agar optimalisasi produktivitas kinerja petani harus dimaksimalkan untuk memobilisasi kemakmuran petani.
Salah satu institusi yang diajak kerja sama adalah PT PLN dengan langkah konkrit kolaborasi lintas stakeholder yang dilakukan yaitu -kerja sama dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Nusa Tenggara Timur untuk pelayanan penyediaan sumber daya jaringan kelistrikan kepada masyarakat dalam pengelolaan komoditi pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, perindustrian dan perdagangan di Provinsi NTT.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk wilayah NTT, Agustinus Bargowo Wahyu Jatmiko pada kesempatan itu mengatakan, kesepakatan kerja sama ini dalam kerangka menggiatkan ekonomi NTT dalam konteks kelistrikan.
Berdasarkan data rasio elektrifikasi NTT yang mencapai 88,82 persen tahun 2021, tentunya masih menjadi perhatian pemerintah pusat untuk meningkatkan rasio dimaksud agar mencapai 95 persen di akhir tahun ini.
“Kerjasama ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan sumber daya dan jaringan kelistrikan kepada masyarakat dalam pengelolaan komoditi pertanian, kelautan perikanan, peternakan, perindustrian dan perdagangan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah,” ujar Agustinus Bargowo.
Objek kesepakatan yang mencakup penyediaan sumber daya dan jaringan kelistrikan yang dibutuhkan oleh masyarakat, ruang lingkupnya mencakup infrastruktur ketenagalistrikan baik sumber pembangkit maupun jaringan tenaga listrik.
Mengalami pertumbuhan
Prospek progresif perekonomian daerah, mengalami pertumbuhan signifikan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT triwulan II tahun 2021 meningkat mencapai 4,22 persen dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 yang terkontraksi hanya sebesar 0.83 persen (yoy).
Kinerja perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2021 ditopang oleh peningkatan investasi, perbaikan kinerja konsumsi masyarakat, serta percepatan peran fiskal sebagai countercyclical. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan diperkirakan didorong LU utama kecuali LU pertanian, kehutanan, dan perikanan yang sedikit tertahan akibat dampak dampak badai siklon Seroja.
Pada akhir tahun 2021, inflasi Provinsi NTT diperkirakan lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun 2020 sebesar 0,61% (yoy). Inflasi Provinsi NTT pada tahun 2021 diperkirakan meningkat terutama karena didorong membaiknya permintaan domestik seiring dampak kebijakan PEN, peningkatan aktivitas ekonomi pasca vaksinasi, serta keyakinan konsumen yang meningkat.
Sementara itu, siklon Seroja pada awal April 2021 berpotensi meningkatkan tekanan inflasi pada tahun 2021 disebabkan oleh kerusakan lahan pertanian, kematian binatang ternak, kerusakan kapal tangkap, dan kerusakan pabrik bahan makanan seperti tahu dan tempe. (dp)