Para guru, dosen, dan orangtua, sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.
Oleh Afentis Nehe, Mahasiswa Program Magister Administrasi Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai karakter tertentu pada peserta didik yang di dalamnya mengandung komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta untuk dapat melakukan nilai-nilai tersebut dalam aktivitas sehari-hari.
Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan moral yang bertujuan melatih dan membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik. Menurut John W. Santrock, pendidikan karakter (character education) adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang.
Sedangkan menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Dari hal ini dapat disimpulkan pendidikan karakter sangat penting dalam pengembangan bahkan peningkatan prestasi peserta didik secara khusus di sekolah-sekolah Kristen.
Pendidikan karakter adalah sesuatu hal yang sangat penting di dalam pembentukan generasi yang unggul saat ini. Jika karakter terabaikan maka dapat dipastikan bahwa generasi suatu bangsa akan mengalami kemerosotan moral. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu kecerdasan intelektual anak-anak, tetapi tidak berimbang dengan kecerdasan moral dan spiritualitas.
Maka pendidikan karakter seharusnya menjadi pola dan dasar bagi sekolah-sekolah Kristen di mana pun berada. Pertumbuhan karakter menekankan pertumbuhan peserta didik seiring dengan pertumbuhan fisik, psikis, mental dan rohani. Itu sebabnya pendidikan karakter Kristen menjadi perhatian utama di sekolah dalam era modernisasi.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter Kristen diperlukan juga bagi orangtua untuk dapat memahaminya. Maka dibutuhkan sosialisasi yang baik sehingga sekolah, guru, orangtua dan siswa memiliki pemahaman dan kesadaran yang sama tentang pentingnya pendidikan karakter Kristen di sekolah. Pendidikan karakter Kristen di sekolah harus terarah dalam pembentukan jiwa yang takut akan Tuhan dan mengarahkan pribadi agar mampu memberikan yang terbaik cinta kasih Allah.
Pendidikan karakter telah lama dianut secara tersirat dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, tetapi tidak mudah memberi batasan akurat tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendidikan karakter itu. Secara tersirat pendidikan karakter dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 2/1989 Pasal 4. Bunyinya adalah sebagai berikut: “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Pendidikan karakter Kristen di era modernisasi sangat diperlukan untuk menjawab dan membatasi peserta didik agar tidak hanya terus meningkatkan kualitas intelektualitas siswa tetapi harus berimbang dengan moral yang baik dan benar. Maka pendidikan karakter Kristen harus didorong untuk dapat dan mampu menjadi model yang baik bagi dunia pendidikan di era modernisasi.
Melihat fenomena pendidikan dan kondisi saat ini maka pembentukan karakter harus dilakukan secara teratur dan terarah agar siswa dapat mengembangkan dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter tidak sekadar memberikan ilmu pengetahuan tentang agama bagi peserta didik, tetapi perlu memberikan keteladanan hidup yang dapat menjadi panutan bagi lingkungannya yang menghasilkan manusia yang dapat menyesuaikan diri atau memenuhi tuntutan zaman di era modernisasi.
Menurut Poerwadarminta karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada kepribadian seseorang. Sedangkan Kristen adalah sebutan bagi seseorang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi, serta meneladani hidup dan ajaran-ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, karakter Kristen disebut juga sifat-sifat Kristen, yaitu kualitas rohani yang dimiliki seorang Kristen.
Pendidikan yang berasaskan karakter Kristen akan membawa dampak positif bagi siswa yang sungguh-sungguh percaya bahwa pendidikan yang berkarakter Kristen benar-benar memiliki fondasi yang kokoh dalam menumbuhkan moral dan spiritualitas peserta didik lebih baik.
Di dalam pengajaran pendidikan karakter Kristen diterapkan beberapa faktor penting di era modernisasi di antaranya adalah:
- Takut akan Tuhan, artinya bahwa di dalam proses belajar mengajar diharapkan motivasi dan keyakinan kuat berdasarkan iman kepada Tuhan sehingga menjadi berkat bagi semua.
- Tanggung jawab, yang artinya adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik disengaja maupun yang tidak disengaja.
- Kesetiaan, yang berarti perasaan yang kuat tentang dukungan dan ketekunan seseorang yang menunjukkan dukungan penuh dan terus menerus.
- Kasih, artinya merupakan kebenaran yang mendatangkan perubahan hidup.
Uraian di atas dapat dikatakan bahwa karakter Kristen sangat berperan kuat dalam menghadapi tantangan di era modernisasi. Modernisasi suatu proses perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat. Modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua aspek kehidupan. Maka dibutuhkan penyeimbang bagi masyarakat dan siswa di sekolah-sekolah agar memiliki dan mendapatkan pendidikan yang berimbang. Sangat dibutuhkan kesadaran dalam karakter Kristen yang kuat agar tujuan penyelenggaraan pendidikan semakin lebih baik.
Tujuan pendidikan karakter
Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, di mana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, pancasila, dan budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut: kejujuran, sikap toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, kemandirian, sikap demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, sikap bersahabat, cinta damai, gemar membaca, perduli terhadap lingkungan, perduli sosial, rasa tanggung jawab, dan religius
Pentingnya pendidikan karakter
Proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.
Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa character education harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu:
- Ini merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya.
- Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik.
- Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain.
- Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk.
- Sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
- Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja/usaha, dan
- Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban.
Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi setiap orang. Dengan begitu, maka para guru, dosen, dan orangtua, sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.