Kupang, detakpasifik.com – Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang, Alfred Saunoah menanggapi terkait rekaman suara yang beredar diduga milik Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe.
“Kita mengecam soal isu yang sedang beredar bahwa kita menduga Ketua DPRD Kota Kupang mengeluarkan isu sara; isu agama dan juga isu suku yang kita dengar dan sementara beredar. Ini sangat kita sesalkan karena mengganggu tatanan tolerasi di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kota Kupang,” kata Alfred, Sabtu (29/5/2021).
Dalam rekaman suara yang beredar, pemilik suara yang diduga Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe mengatakan pelaku demonstrasi di Kantor DPRD Kota Kupang pada Kamis (27/5/2021) keseluruhannya adalah orang Flores dan beragama Katolik dan menuntut Yeskiel Loudoe turun dari jabatannya sebagai ketua DPRD.
“NTT dikenal dengan ‘Nusa Tinggi Toleransi’ tapi hari ini kemudian kita menilai bahwa Ketua DPRD Kota Kupang berusaha untuk merusak tatanan yang ada di Kota Kupang khususnya,” kata Alfred.
“Kita menilai bahwa Ketua DPRD Kota Kupang gagal paham dan tidak menjalankan amanah partai yang di mana PDI-Perjuangan sangat nasionalis tetapi hari ini dilecehkan,” sambungnya.
Menurut Alfred, pihaknya saat ini sedang melakukan komunikasi ke sejumlah pihak terkait apakah langkah hukum perlu diambil. PMKRI juga membangun komunikasi tingkat Cipayung dan sejumlah organisasi tingkat daerah di Kota Kupang untuk bersama-sama menyikapi persoalan itu.
“Kalau betul isu ini sengaja dibuat oleh Ketua DPRD Kota Kupang maka kita akan menempuh jalur hukum, apabila memang ini sengaja dilakukan, kita melapor beliau ke polisi terkait isu yang disampaikan dalam pernyataannya,” tegas Alfred.
Diberitakan media ini sebelumnya, rekaman suara diduga milik Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe beredar di group WhatsApp hari ini, Sabtu (29/5/2021). Isinya, Yeskiel menyinggung demonstrasi yang terjadi di Kantor DPRD Kota Kupang pada Kamis (27/5/2021) yang dilakukan Aliansi Sikap Warga Kota (SIKAT).
Dalam rekaman itu, pemilik suara yang diduga Yeskiel Loudoe mengatakan peserta yang menghadiri demo itu adalah seluruhnya orang Flores dan beragama Katolik.
Tujuan dari pendemo, menurut pemilik suara itu adalah untuk memberikan mosi tidak percaya kepada Yeskiel Loudoe yang berasal dari Kabupaten Rote dan beragama Protestan sebagai Ketua DPRD Kota Kupang.
“Jadi ini semua dari Flores ya lebih banyak orang Manggarai, agama pun Katolik. Jadi memberikan mosi tidak percaya kepada Yeskiel Loudoe agama Kristen Protestan,” ujar pria dalam rekaman itu.
Pria itu lalu meminta agar pernyataannya ditulis. “Ya itu, itu tolong ditulis ya,” katanya.
Pemilik suara itu menyebutkan, orang yang bertanggung jawab dalam demonstrasi dan mosi tidak percaya itu ada enam orang dan seluruhnya beragama Katolik dari Pulau Flores. Demo itu menurutnya menuntut Ketua DPRD Kota Kupang.
“Yang bertanggung jawab dalam mosi ini, dalam demo ini ada enam orang sampai keseluruhannya beragama Katolik dari Flores, minta ketua DPRD untuk turun, Yeskiel Loudoe agama Kristen Protestan, supaya masyarakat tahu ya,” ujar pemilik suara itu.
“Tapi saya perlu sampaikan bahwa ini yang bertanggung jawab dalam demo ini seluruhnya, hampir keseluruhannya orang Flores dan beragama Katolik untuk menjatuhkan Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe asal Rote agama Kristen Protestan,” sambungnya.
Hingga berita ini dimuat, media ini belum berhasil menghubungi Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe. Pesan kami melalui aplikasi WhatsApp bercentang dua namun tidak dibaca. Kami juga mencoba menghubungi via telepon namun tak diterima.
(dpasifik)