Kupang, detakpasifik.com – Senat Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (SEMA FKIP) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang menyelenggarakan webinar dengan tema “Menimbang Strategi Pembelajaran Pascapandemi Covid-19” pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
Webinar ini bertujuan memberikan pemikiran yang solutif dan inovatif terkait problem pendidikan di Nusa Tenggara Timur pascapandemi Covid-19.
Webinar tersebut menghadirkan Dekan FKIP UNWIRA Damianus Talok, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi yang diwakili Mathias Makarios Beeh, Kepala Bidang Pendidikan Menengah pada Dispendikbud Provinsi NTT.
Mathias Makarios Beeh mengatakan, dalam melaksanakan praktik pendidikan di masa pandemi Covid-19, dibutuhkan prinsip kebijakan pendidikan yang memprioritaskan keselamatan dan kesehatan peserta didik maupun tenaga kependidikan.
“Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran,” ungkap Mathias dalam keterangan yang diterima detakpasifik.com.
Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial, kata Mathias, juga mesti menjadi pertimbangan pembuatan kebijakan dan strategi dalam menjamin pemenuhan layanan pendidikan yang tetap berkualitas pascapandemi Covid-19.
Damianus Talok mengungkapkan pentingnya membangun pembelajaran mandiri. Belajar mandiri, terangnya, merupakan sebuah cara belajar yang sangat menyenangkan karena menciptakan suasana gembira.
“Dengan motivasi ingin mengetahui sesuatu, barangkali dengan belajar mandiri kita lebih leluasa untuk memperoleh pengetahuan tentang sebuah materi, ataupun objek-objek kajian tertentu,” ungkapnya.
Pengembangan Kreativitas
Ketua Sema FKIP UNWIRA, Prim Jehane menyampaikan, sejak Maret 2020, proses pendidikan formal mengalami adanya lompatan pasca-instruksi pemerintah untuk belajar dari rumah. Situasi pendidikan menjadi berbeda. Hampir semuanya dilakukan serba daring; beralih dari metode jarak dekat ke metode jarak jauh.
“Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi,” kata Prim, mahasiswa semester VII pada jurusan Bimbingan Konseling UNWIRA Kupang.
Situasi itu, lanjut Prim, menjadi tantangan dalam mengembangkan keterampilan dalam menggunakan teknologi untuk mentransmisikan pengetahuan dan memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik.
Diketahui, webinar yang dilangsungkan melalui aplikasi Zoom itu diikuti 270 partisipan. ”Peserta yang terlibat dalam webinar ini adalah seluruh mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNWIRA,” kata Ketua Panitia Webinar, Alfridon Nahak Bria.
Mewakili panitia, ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh partisipan dan berharap kegiatan itu bermanfaat dan ikut memberikan sumbangsih penyusunan pembelajaran terutama bagi mahasiswa yang menjalankan praktik pengalaman lapangan (PPL).
(dp)