Manggarai, detakpasifik.com – Yayasan Ayo Indonesia dengan UPTD Puskesmas Wae Codi bekerja sama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Kerja sama dilakukan dengan pelatihan peningkatan kapasitas staf di puskesmas tentang layanan kesehatan inklusif terhadap disabilitas netra dan fisik pada Jumat (17/3/2022).
Penanggung jawab program disabilitas Yayasan Ayo Indonesia Yakobus Roka dalam keterangan yang diterima detakpasifik.com mengatakan kegiatan ini didukung oleh lembaga No Leprosy Remains (NLR) Indonesia, dan bertujuan (para peserta pelatihan) memahami standar pelayanan klinis bagi penyandang disabilitas dan mengetahui/memahami ragam disabilitas serta pengenalan fisioterapinya.
Yayasan Ayo Indonesia, kata Yakobus, berkomitmen untuk mewujudkan salah satu konvensi perserikatan bangsa-bangsa mengenai hak-hak penyandang disabilitas atau biasa disebut Convention on the Rights of Persons with Disability (CRPD) dimana para penyandang disabilitas mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang ramah terhadap mereka dari segi aksesibilitas fisik.
Negara pun, lanjut Yakobus, merespon lahirnya konvensi ini dengan meratifikasinya melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011. Selanjutnya, atas berbagai pertimbangan tentang upaya negara melindungi warganya tanpa diskriminasi, maka lahirlah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, yang di antaranya mengatur tentang hak-hak penyandang disabilitas dan kewajiban negara.
Dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, Pasal 12 mengatur tentang aksesibilitas fisik puskesmas dengan menyatakan bahwa bangunan puskesmas yang didirikan harus memberi kemudahan bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas, anak-anak dan lansia.
Kepada para peserta, dia menjelaskan tentang ragam disabilitas menurut Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Ragam disabilitas yang dimaksud antara lain disabilitas fisik, disabilitas mental, disabilitas intelektual, disabilitas sensorik, dan disabilitas ganda.
Kepala UPTD Puskesmas Wae Codi Melkior Akong mengungkapkan rasa terima kasih kepada Yayasan Ayo Indonesia yang telah memberikan pengetahuan tentang tata cara pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas kepada tenaga kesehatan.
Adanya kegiatan ini setidaknya tenaga kesehatan dapat membedakan ragam disabilitas serta mampu mengidentifikasi kondisi difabel sebelum memberikan pelayanan. Ke depan, dia berkomitmen menyebarluaskan pengetahuan ini kepada masyarakat agar mereka mengerti dan memahami kebutuhan penerima layanan.
Robertus Karmanto salah satu peserta pelatihan mengakui, kegiatan peningkatan layanan kesehatan ini pertama kali dibuat di Puskesmas Wae Codi. Selama ini kadang penyandang disabilitas kurang mendapat perhatian khusus terutama dalam pelayanan kesehatan.
Terkait sarana pelayanan, kata dia, sebaiknya perlu memperhatikan aksesibilitas agar ramah bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas.
Tinneke Margaretha mengungkapkan hal yang sama. Pelatihan itu pada akhirnya membuat Tinneke memahami tata cara penanganan disabilitas netra dan fisik. “Harapan kami kepada Yayasan Ayo Indonesia, lanjutkan untuk tetap berkomitmen dalam memberikan pelatihan bagi kami petugas kesehatan, kami tunggu pelatihan berikutnya mengenai cara melayani para penyandangan disabilitas rungu dan wicara,” harapnya.
Dalam pelatihan ini, YAI menghadirkan Rudolfus Gonherdis yang memberikan penjelasan kepada para peserta tentang tata cara melayani disabilitas netra, mulai dari cara menuntun saat di pintu masuk, memberikan nomor antrean, pemeriksaan hingga sampai pada pemberian obat.
Hadir pula Maria K Gading, pemateri dari Yayasan St. Damian Cancar. Adapun materi yang diberikan -mengajarkan para peserta tentang cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas fisik dan pengenalan teknik fisioterapi.
Diketahui, pelatihan ini dilaksanakan di Aula Puskesmas Wae Codi. Peserta pelatihan berjumlah 25 orang. Terdiri dari kepala puskesmas dan 6 staf Puskesmas Wae Codi, 2 staf dari masing-masing Puskesmas Pembantu Bere, Compang Cibal, Lenda, Bangka Ara, Timbu, Latung, Golomondo, Wae Renca.
(dp/krr)