Kupang, detakpasifik.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Victor Bungtilu Laiskodat melaksanakan panen padi secara simbolis di lahan seluas 3.000 ha di Desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (15/4/2021). Panen padi itu dilakukan Victor menggunakan mesin panen padi modern.
Panen padi di tengah musibah melanda wilayah NTT yang dipicu badai siklon tropis Seroja itu menunjukkan ada perubahan pola pertanian di NTT ke sistem pertanian terintegrasi.
“Panen (padi) hari ini menunjukkan adanya wujud nyata perubahan peradaban pertanian yang terintegrasi di NTT yang dimulai dari Sumba Tengah di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati, Paul S K Limu dan Daniel Landa yang mampu membawa rakyatnya mencapai masa depan yang sejahtera, karena mereka berdua pintar, peduli dan berani mengambil risiko demi kesejahteraan rakyatnya,” kata Victor, Kamis.
Menurut Victor Laiskodat, pola pertanian di NTT telah menunjukkan perubahan ke pola pertanian yang saling mendukung antara satu komoditas dengan komoditas yang lainnya (pertanian terintegrasi).
Pertanian seperti ini akan menekan biaya produksi dengan memanfaatkan komoditas lainnya yang ditanam dan atau dikelola secara bersamaan dalam satuan lahan petani.
Ia juga menyinggung lumbung pangan (food estate) yang ditempatkan pemerintah pusat di Pulau Sumba. Katanya, di awal banyak pihak memprotes hingga menolak lumbung pangan di Sumba Tengah.
Dengan terjadinya panen padi di atas lahan 3.000 hektare itu, Victor mengajak masyarakat NTT agar selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi.
“Momentum hari ini merupakan sebuah keajaiban, karena kita diberikan oleh Tuhan seorang Presiden Joko Widodo yang luar biasa, untuk itu, kita patut mendoakan beliau agar senantiasa sehat dan bijaksana dalam memimpin negara ini,” ujarnya.
Victor menargetkan tahun depan (2022) ada peningkatan pengelolaan luasan lahan tanam untuk program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dan food estate.
“Tahun depan, di Pulau Sumba, kita kembangkan lagi luasan lahan tanaman pertanian yang terintegrasi untuk padi, jagung dan komoditas lainnya. Di Sumba Tengah, kalau tahun ini 5.000 ha, tahun depan menjadi 10.000 ha, di Sumba Timur seluas 10.000 ha, di Sumba Barat seluas 3.000 ha dan Sumba Barat Daya seluas 5.000 ha. Di wilayah Sumba, pelaksanaannya kita didukung oleh TNI dan Polri,” ujarnya.
(JP)