Rana Mbeling, detakpasifik.com – Ketua Kelompok Tani Betong Ndiwal, Petrus Jehadut (28) mengungkapkan, delapan anggota kelompok hortikultura yang dipimpinnya, telah mengambil fasilitas Kredit Merdeka Bank NTT. Masing-masing Rp 5 juta/anggota kelompok demi memaksimalkan usaha mereka. Petrus Jehadut memimpin delapan anggota kelompok yang bergerak di bisnis hortikultura.
Kata Petrus Jehadut, sejak Kredit Merdeka Bank NTT diperkenalkan di wilayahnya, pihaknya segera mengkonsolidasikan kekuatan kelompoknya untuk mengambil fasilitas Kredit Merdeka karena Kredit Merdeka Bank NTT, tanpa bunga, tanpa agunan dan bebas dari tekanan rentenir.
“Kami merasakan sekali pentingnya kehadiran Bank NTT di tengah masyarakat petani karena Bank NTT sangat membantu dan sangat menggampangkan usaha hortikultura yang sedang digalakkan para anggota kelompok kami,” ujar Petrus Jehadut memberi alasan.
Hal itu diungkapkan Petrus Jehadut saat tim juri Desa Binaan Bank NTT, Pius Rengka, Christo Seda ketika melakukan penilaian. Hadir sebagai saksi adalah Pimpinan Cabang Pembantu Bank NTT Rana Mbeling, Yasinta Jelita.
Kunjungan ke Rana Mbeling merupakan salah satu fase untuk melakukan penilaian akhir dalam kerangka Festival Desa Binaan Bank NTT di kantor Desa Rana Mbeling, dua pekan lalu, 24 November 2022.
Pilihan redaksi:
- Lantaran Untung Kelompok Usaha Desa Binaan Bank NTT di Silu Tekuni Sapi Paron
- Membina Desa Wae Nanga, Sebuah Ziarah Kemakmuran Bank NTT dan Petani Kopi
- Bank NTT “Gempur” Virgin Coconut Oil (VCO) di Golo Muntas
Hadir pada kesempatan itu antara lain, Kepala Desa Rana Mbeling, Samforianus Arifman (31), Pimpinan Cabang Pembantu Bank NTT, Yasinta Jelita, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Rana Mbeling, Bartimeus Mangkur (43), Ketua Kelompok Tani Sedang Mekar, Marcelus Tegang (62), Ketua Kelompok UMKM Lembunai, Christina Bombol dan Tarsisius Wadus, tokoh masyarakat setempat dan 22 peserta yang terlibat dalam kelompok tani.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, Desa Rana Mbeling berpenduduk 2.185 jiwa 471 kepala keluarga. Desa Rana Mbeling, amat sangat makmur. Air berlimpah. Usaha jenis apa pun dapat hidup subur di sana. Masalah utama yang kerap dihadapi ialah pemasaran atas hasil pertanian dan perkebunan rakyat di Rana Mbeling.
Para petani mengalami hambatan akses terhadap pasar. Untunglah, Bank NTT memberi jalan. Pasar terbuka lebih luas. Bank NTT membantu pemasaran untuk hasil pertanian dan perkebunan petani Rana Mbeling.
Sehingga Bank NTT dinilai sebagai salah satu agen perubahan sosial, sebagaimana diakui Petrus Jehadut, salah satu anak muda yang kreatif di desa itu.
Adapun potensi tersedia di Rana Mbeling antara lain, cengkeh di atas lahan 10 ha, kopi 30 ha, coklat, padi sawah, sayur brokoli, sawi putih, kangkung dan halia atau jahe ada di hampir semua kebun para petani.
Baca juga:
- Desa Fatumonas Bersama Bank NTT Kembangkan Aneka Potensi Lokal
- 20 Jenis Produk UMKM di Baun Bergeliat Sejak Intervensi Bank NTT
Potensi lokal ini belum maksimal dikonsolidasikan karena orientasi petani masih pada ekonomi subsistem. Makna pentingnya kehadiran Bank NTT sangat terasa.
Menurut penuturan para tetua adat di sana, rerata penghasilan cengkeh di daerah itu plus minus 2 ton sekali musim panen, 20 ton kopi/tahun.
Sedangkan jahe merah dan putih yang tumbuh sporadik tersebar di kebun petani dijual Rp 10.000/kg. Kopi dijual Rp 45.000/kg, cengkeh Rp 100.000/kg.
Selain itu, Desa Rana Mbeling belakangan ini kelompok para ibu, giat merajut kerajinan tangan seperti topi khas Manggarai Timur, tas mbere (sejenis tas gendong), bakul, dan tikar, karena bahan baku tersedia berlimpah di sana.
Sementara itu, akses jalan provinsi di dan ke Desa Rana Mbeling telah tuntas dikerjakan. Tersisa adalah jalan kabupaten yang mengakses Rana Mbeling ke Borong melalui arah Peot, tersisa 5 km belum beraspal.
Jika jalan kabupaten itu tuntas dikerjakan, maka mobilisasi dan akses manusia dan barang dari dan ke Rana Mbeling tidak kesulitan lagi.
Baca juga:
- Kampung Tumbak Menawarkan Tenun Ikat Lamba Leda Usai Intervensi Bank NTT
- Lantaran Untung Kelompok Usaha Desa Binaan Bank NTT di Silu Tekuni Sapi Paron
Jalan provinsi Rana Mbeling ke Bea Laing, telah dikerjakan tuntas. Akibatnya, rakyat Rana Mbeling lebih memilih menjual hasil pertaniannya ke Ruteng daripada ke Borong. Umumnya mereka memilih menjual hasil ke Ruteng lantaran akses jalan raya telah tuntas dikerjakan.
Secara umum, tampak kasat mata ekonomi rumah tangga di Desa Rana Mbeling terbilang makmur. Hal itu terungkap dari derasnya arus nasabah yang menyimpan duitnya di Bank NTT di Cabang Pembantu Rana Mbeling.
Pimpinan Cabang Pembantu Bank NTT Rana Mbeling, Yasinta Jelita, menyebutkan pihaknya membuka luas akses rakyat petani untuk menyimpan dan meminjam duit di Bank NTT, apalagi Kredit Merdeka telah menjadi program unggulan Pemerintah NTT bersama Bank NTT.
Baca juga:
- Potensi Berlimpah, Tetapi Desa Compang Congkar Merana di Akses Jalan Raya
- Songke Lando, Dokumen Penyimpan Kecerdasan Filosofis Perempuan Cibal Manggarai
Saat pertemuan di Aula Desa Rana Mbeling, di depan seluruh peserta pertemuan, Yasinta Jelita menyebutkan pihaknya pasti melancarkan semua urusan Kredit Merdeka sesuai filosofinya.
“Tak bakal ada hambatan,” ujarnya. Yasinta pun berjanji akan segera melakukan pertemuan sosialisasi lebih luas lagi perihal manfaat Kredit Merdeka yang dikenalkan Bank NTT bersama Pemerintah Provinsi NTT ini. Sosialisasi itu menurut rencana akan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Rana Mbeling.
Kepala Desa Rana Mbeling, Samforianus Arifman, di depan seluruh anggota kelompok menyebutkan pihaknya segera melakukan koordinasi terkait sosialisasi bagaimana mengurus Kredit Merdeka di Bank NTT Rana Mbeling.
(dp/pr)