Waingapu, detakpasifik.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat meninjau sejumlah wilayah terdampak bencana badai siklon tropis Seroja di Kabupaten Sumba Timur, Rabu (14/4/2021). Viktor Laiskodat terbang dari Sabu Raijua menggunakan helikopter milik BNPB setelah selama dua hari berada di sana dalam rangka memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak badai Seroja.
Viktor dan rombongannya berpindah dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya di Sumba Timur guna melihat dari dekat dampak kerusakan yang dipicu badai siklon tropis Seroja yang menerpa wilayah NTT pada Minggu (4/4/) lalu.
Turut bersama Viktor Laiskodat adalah, Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, Kadis PUPR, Maxi E. Nenabu, Direktur Pemulihan dan Peningkatan Fisik, Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Konstruksi BNPB, Bernard Ali, Staf Khusus Gubernur NTT, Pius Rengka dan seorang Staf Protokoler Provinsi NTT.
Klik dan baca juga: Gubernur NTT Kunker ke Sumba Timur Tinjau Kerusakan Akibat Bencana Badai Seroja
Untuk diketahui, badai siklon tropis Seroja yang menerjang wilayah NTT satu pekan lalu itu mengakibatkan banyak kerusakan di Kabupaten Sumba Timur, diantaranya adalah Bendung Kambaniru mengalami rusak berat dan berimbas pada 1.440 ha persawahan tidak bisa ditanami padi pada musim tanam 2021, sejumlah jembatan putus dan ratusan rumah penduduk terendam banjir.
“Jembatan penghubung dua kecamatan, yakni Kecamatan Karera dan Pinupahar putus. Potensi relokasi 20 KK karena rumah mereka telah menjadi aliran sungai di Desa Nggongi,” kata Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing.
Klik dan baca juga: Terkenang Sumba Tengah: Hujan Badai dan Gelombang Menghajar NTT
Kerusakan lainnya juga terjadi di Kelurahan Kambaniru, sebanyak 4.235 jiwa terdampak banjir akibat jebolnya Bendung Kambaniru.
“Jumlah penduduk yang terdampak banjir di Kelurahan Kambaniru sebanyak 4.235 jiwa, jumlah KK sebanyak 715 dan tersebar di 22 RT,” kata Khristofel.
Selain rumah penduduk terendam, kata Khristofel, luapan air dari Bendung Kambaniru juga telah mengakibatkan ratusan ternak warga mati.* (JP)