detakpasifik.com – Pemilihan pemimpin daerah selalu menjadi momen penting dalam kehidupan politik. Namun, dalam konteks Manggarai, lebih dari sekadar memilih sosok yang akan memimpin, pilihan tersebut juga menggambarkan sebuah pernyataan tentang harga diri dan harapan masyarakat.
Ini pula yang disampaikan oleh Christian Rotok, mantan Bupati Manggarai yang mengajak masyarakat dari seluruh pelosok Manggarai Raya untuk mendukung Andry Garu sebagai calon wakil gubernur NTT.
Panggilan untuk Bersatu: Pilih Andry Garu!
Dalam acara konsolidasi Partai Nasdem di Labuan Bajo pada Senin (15/10/2024), Christian Rotok menyampaikan pesan yang sangat jelas dan mengena: “Jika masih ada harga diri, pilih Andry Garu!” Pesan ini tidak hanya sekadar ajakan untuk memilih, tetapi juga sebuah seruan agar masyarakat Manggarai Raya mempersatukan diri dan menunjukkan keberanian untuk memilih putra daerah yang berani bertarung di tingkat provinsi.
Rotok menegaskan bahwa Andry Garu adalah satu-satunya calon yang mewakili harapan dan harga diri masyarakat Manggarai Raya.
“Putra-putra Manggarai sudah berjuang keras untuk mendapatkan posisi yang layak. Kini, dengan Andry Garu, kita tidak hanya memiliki kesempatan untuk menang, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa harga diri kita sebagai masyarakat Manggarai ada di tangan kita sendiri,” ungkap Rotok dengan tegas.
Rotok mengajak masyarakat Manggarai untuk tidak terpecah seperti pada pemilihan sebelumnya, yang menyebabkan perpecahan di kalangan masyarakat akibat dua perwakilan yang saling bersaing. Ia yakin, dengan mendukung satu calon, yakni Andry Garu, mereka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih kemenangan dan mewujudkan perubahan yang lebih baik.
Filosofi Pemilihan Pemimpin dalam Budaya Manggarai: Ase Kae, Kesa Kela, dan Hae Reba
Salah satu hal yang sangat khas dalam pemilihan pemimpin di Manggarai adalah filosofi budaya yang mendalam dan terikat erat dengan hubungan sosial. Dalam masyarakat Manggarai, ada tiga prinsip yang menjadi panduan dalam memilih pemimpin, yaitu Ase Kae, Kesa Kela, dan Hae Reba.
Ketiga prinsip ini mencerminkan kedekatan sosial yang berakar pada budaya setempat: Ase Kae merujuk pada hubungan antara kakak dan adik, Kesa Kela pada hubungan dengan keluarga istri, dan Hae Reba pada ikatan persahabatan.
Ali Antonius, seorang tokoh Manggarai yang kini berdomisili di Kupang, menjelaskan bahwa dalam memilih pemimpin, orang Manggarai umumnya lebih mengutamakan prinsip Ase Kae, diikuti dengan Kesa Kela, dan hanya memilih berdasarkan Hae Reba jika pilihan-pilihan sebelumnya tidak ada yang lebih baik. Filosofi ini menggambarkan betapa pentingnya kedekatan dan loyalitas dalam memilih pemimpin yang tidak hanya berasal dari wilayah yang sama, tetapi juga mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat.
Anton menekankan bahwa memilih berdasarkan prinsip ini bukan berarti memandang seseorang hanya dari segi suku atau asal daerah, melainkan dari kesungguhan dan komitmen calon tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat. Ia menegaskan bahwa masyarakat Manggarai harus memilih pemimpin yang dapat mengakomodasi dan memperjuangkan kepentingan mereka secara nyata.
Paket SIAGA: Pilihan Rasional dan Strategis
Dalam konteks Pilgub NTT kali ini, Ali Antonius memberikan dukungan kepada Paket SIAGA, yang terdiri dari Simon Petrus Kamlasi dan Andry Garu. Anton berpendapat bahwa pilihan ini adalah yang paling rasional, mengingat Paket SIAGA mengusung calon yang tidak hanya memiliki komitmen terhadap pembangunan Manggarai, tetapi juga memiliki potensi besar untuk memperjuangkan aspirasi rakyat di tingkat provinsi.
Simon Petrus Kamlasi, seorang pensiunan jenderal yang dikenal cerdas dan peduli terhadap masyarakat, dianggap sebagai calon yang ideal dalam konteks ini. Sementara itu, Andry Garu, sebagai putra Manggarai, dipandang sebagai sosok yang berani mengambil tantangan besar dengan mencalonkan diri sebagai wakil gubernur.
Menurut Anton, dukungan terhadap Paket SIAGA bukan hanya soal memenangkan pemilihan, tetapi juga soal mengangkat martabat dan harga diri masyarakat Manggarai. Dengan jumlah pemilih yang signifikan di Dapil 2 NTT, ia yakin bahwa jika masyarakat bersatu memilih Paket SIAGA, mereka bisa meraih kemenangan yang solid.
“Dengan pertimbangan ini, sangat rasional untuk memilih Paket SIAGA, daripada membuang suara,” ungkap Anton.
Menghadapi Masa Depan yang Lebih Baik
Dukungan terhadap Andry Garu sebagai calon wakil gubernur NTT tidak hanya mencerminkan komitmen politik, tetapi juga sebuah panggilan untuk kebangkitan masyarakat Manggarai Raya. Dengan filosofi budaya yang mengutamakan kedekatan dan loyalitas, pilihan untuk mendukung Paket SIAGA adalah pilihan yang tidak hanya rasional, tetapi juga emosional—sebuah pernyataan bahwa Manggarai siap untuk maju dan membawa perubahan yang lebih baik bagi masa depan.
Dengan semangat yang berkobar, Christian Rotok dan tokoh-tokoh lain yang mendukung Paket SIAGA berharap bahwa masyarakat Manggarai dapat bersatu, mengatasi perbedaan, dan membuat pilihan yang tepat. Masyarakat Manggarai diharapkan memilih calon gubernur dan wakil gubernur NTT bukan sekadar soal memilih nama, tetapi lebih pada mempertahankan harga diri dan cita-cita masyarakat.
Dengan mendukung Andry Garu dan Simon Petrus Kamlasi, masyarakat Manggarai tidak hanya memberi suara, tetapi juga memberikan dukungan untuk perubahan yang lebih baik. Pilihan ini adalah pilihan untuk masa depan yang lebih cerah, berlandaskan pada budaya dan filosofi yang telah teruji oleh waktu.*** (Juan Pesau)