Dengan tambahan dua perempuan Manggarai bergelar prestisius ini tercatat Manggarai Flores, telah menyumbangkan banyak orang bergelar doktor untuk NTT.
Kupang, detakpasifik.com – Komunitas Manggarai, Flores, di Kupang, pekan ini ketiban kabar gembira. Bagaimana tidak. November, tahun ini, dua perempuan cerdas Manggarai, disemat gelar prestisius profesor dan doktor. Masing-masing Prof. Dr. Theresia Nur Indah Koni, S.Pt., M.Si dan Dr. Eufrasia Reneilda A. Lengur, S.Si., M.Si.
Prof. Indah, demikian ia biasa disapa, mengabdi di Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Jurusan Peternakan. Dia mendalami bidang nutrisi dan makanan ternak. Predikat profesor diraihnya dalam waktu relatif singkat di usianya yang masih belia. Gelar doktor diperolehnya dari Fakultas Pertenakan UGM, Yogyakarta.
Salah satu Tokoh Manggarai di Kupang, Maximus Gurang adalah keluarga dekatnya. Dalam sambutan mewakili keluarga besar pada resepsi syukuran, pekan lalu, Maxi Gurang, menyebutkan, dirinya sangat berbahagia. Dia bahagia lantaran telah dua orang dari lingkungan keluarga besarnya telah menyandang profesor.
Selain Prof. Indah, kata Gurang, juga Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D. Ia menyebutkan, Prof. Aleks memperoleh gelar Ph.D Ilmu Politik Hubungan Internasional di Leuven University, Belgia. Kini Prof. Aleks, dosen tetap di jurusan Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan, Jakarta, selain dia rutin diminta mengisi acara diskusi di televisi yang terkait masalah-masalah relasi politik luar negeri dan geopolitik di ASEAN dan Asia Pasifik.
Sementara itu, Dr. Eufrasia Reneilda A. Lengur, S.Si., M.Si adalah salah satu deretan perempuan Manggarai yang telah mencapai puncak pendidikannya. Gelar doktor diraihnya dari Universitas Brawijaya, Malang. Elda, demikian dia biasa disapa, mengabdi di program Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mandira, Kupang.
Kedua perempuan cerdas Manggarai ini masih relatif muda. Keduanya mencapai gelar sangat prestisius ini dalam usia di bawah 50an. Dengan tambahan dua perempuan Manggarai bergelar prestisius ini tercatat Manggarai Flores, telah menyumbangkan banyak orang bergelar doktor untuk NTT.
Para peraih gelar doktor ini umumnya menekuni bidang ilmu sosial. Sedikit sekali yang studi di ilmu-ilmu “keras” seperti Fisika, Kimia, Matematika dan Nuklir. Para doktor ini disumbangkan oleh para petani dan guru di Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat.
Sementara itu, ada ribuan manusia Manggarai yang bergelar master, menyebar di sejumlah tempat di dunia ini. Sedangkan untuk peringkat strata satu, boleh dikatakan semua kampung di Manggarai telah dihuni para sarjana.
Sehingga seorang intelektual Manggarai di Kupang menyebutkan, tak ada lagi kampung yang tidak ada sarjana di Manggarai. Manusia Manggarai ini telah belajar di banyak tempat di dunia ini. Mulai dari Ruteng, Ende, Maumere, Kupang, Kefamenanu, Denpasar, Surabaya, Malang, Jember, Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bogor, Jakarta dan Makassar. Sedangkan lainnya masih kuliah di Eropa, Amerika, Australia, Rusia.
Mereka bekerja di berbagai medan tugas. Baik menjadi profesional di bank-bank swasta, dosen atau konsultan. Lainnya menyebar di Amerika Latin, Afrika, New Zealand. Jika ditilik dari latar belakang orangtua masing-masing, umumnya mereka anak petani, guru, mantri dan anak para pegawai negeri.
(dp/pr)
Redaksi: Tulisan ini pernah diterbitkan di detakpasifik.com