Soe, detakpasifik.com – Pendidikan menjadi dasar dan kewajiban setiap warga negara yang memungkinkannya untuk dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan daerah dan pencerdasan kehidupan bangsa.
Karena itu, pemerintah merumus, menyusun dan memprioritaskan pendidikan beserta tata penyelanggaraannya.
Bertolak ke Nusa Tenggara Timur, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dalam kesempatan seminar perayaan Hari Ulang Tahun Gerakan Kebangunan Rohani ke-56, pada 24 September 2021 di Soe, seperti yang kutip dari siaran langsung halaman Facebook Pemuda GMIT Jemaat EFATA Soe, menyayangkan tentang cara pandang orang NTT terhadap pendidikan -sekolah hari ini.
Baginya, cara pandang orang-orang NTT yang di mana, sekolah sepertinya membenarkan -memenuhi tuntutan agar mendapatkan gelar sarjana. Pandangan demikian, katanya, akan sangat berpengaruh terhadap outputnya.
Bisa dilihat -ada begitu banyak sarjana yang menganggur karena tak memiliki kemampuan menciptakan lapangan kerja dan yang lain, tidak mampu untuk bekerja pada instansi tertentu.
“Perspektif orang (NTT) ini satu: pendeta, dua: dokter, tiga: guru, abis itu tagae kiri kanan, dia lari pi hukum, putar pi putar pi, ekonomi yang dia sonde mengerti ju dia taro sudah,” ungkap Viktor dengan penuh perhatiannya.
“Jadi kita tidak pernah membangun untuk membangun diri kita. Kita sedang melepaskan kebebasan untuk sekolah,” katanya.
Padahal, lanjut Viktor, pendidikan adalah serangkaian proses belajar yang harus dilalui oleh setiap orang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Hasil yang dicapai adalah terciptanya sumber daya manusia yang kompeten dan sesuai dengan tuntutan pembangunan.
Melalui pendidikan tidak hanya membekali dengan materi pelajaran dan asah keterampilan saja, tetapi juga menanamkan nilai-nilai dan etika yang berperan penting diterapkan dalam dunia kerja.
Bahwa NTT memiliki begitu banyak sumber daya, namun sangat kurang orang yang mampu mendayagunakannya, Gubernur Viktor menyampaikan, pemerintah mampu dan siap untuk mendukung manakala ada pemuda yang berkemauan kuat untuk belajar.
Terhadap energi baru terbarukan yang dicanangkan secara nasional hingga global, bagi Viktor, momen yang tepat mengubah cara pikir lama -menuntut orang tua, gereja dan pemerintah untuk mulai berubah, melihat masa depan, siapkan anak-anak -siapkan generasi selanjutnya. (yk)