Ruteng, detakpasifik.com – Frans Tulung, salah satu sesepuh terkemuka dari komunitas Manggarai Raya di Kupang, menanggapi santai terkait adanya isu perubahan dukungan dari keluarga Manggarai Raya di Kupang terhadap calon lain, yang sebelumnya menyatakan dukungan untuk Paket SIAGA.
Ia menyebutkan bahwa pernyataan tersebut lebih mirip dengan permainan anak-anak, yang dalam bahasa Manggarai disebut “meka kaeng”.
“Gerakan ‘balik badan’ ini ibarat permainan rumah-rumahan anak-anak. Dalam istilah Manggarai, kita menyebutnya ‘meka kaeng’,” tegas Frans Tulung dalam sebuah wawancara pada Kamis, 26 September 2024.
Frans, yang dikenal sebagai tokoh sentral dalam perkumpulan keluarga Manggarai Raya di Kupang, sebelumnya juga aktif dalam konsolidasi keluarga untuk mendukung Alo Sukardan dalam pemilihan wali kota.
Frans Tulung bukan hanya sekadar tokoh komunitas, ia juga memiliki rekam jejak politik yang kuat sebagai mantan anggota DPRD NTT dari Partai Golkar, di mana ia menjabat sebagai wakil ketua DPD I selama bertahun-tahun.
Hal senada juga disampaikan oleh Anton Ali, seorang advokat terkemuka dan Ketua Tim Pemenangan Keluarga Manggarai Raya untuk Paket SIAGA. Menurut Anton, pengakuan perubahan dukungan itu merupakan kebenaran yang bersifat imajiner dan tidak mencerminkan kenyataan.
“Ini hanyalah kebenaran imajiner, bukan fakta. Dukungan terhadap Andry Garu dalam pencalonan sebagai wakil gubernur NTT melalui Paket SIAGA adalah hasil dari perembukan yang dilakukan dengan ketua-ketua panga, melalui jalur permohonan dukungan secara adat,” ujarnya.
Saat ini, Frans Tulung dan Anton Ali bersama puluhan sesepuh dan ketua panga telah membentuk struktur tim hingga tingkat kelurahan untuk memastikan kemenangan Paket SIAGA di Kota Kupang. Langkah ini menunjukkan keseriusan komunitas Manggarai Raya dalam mendukung calon yang telah mereka pilih.
Dengan konsolidasi yang kuat dan pernyataan tegas dari tokoh-tokoh masyarakat, dukungan keluarga Manggarai Raya di Kupang terhadap Paket SIAGA dipastikan akan terus menguat, meskipun adanya isu tentang perubahan dukungan.
Situasi ini menunjukkan dinamika politik yang kerap terjadi dalam konteks pemilihan, di mana dukungan bisa menjadi sangat strategis dan berpengaruh.*** (Juan Pesau)