Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M.Pd, Kepala SMPK Frateran Ndao
“Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi muda.” Hendry Ford
Literasi berasal dari bahasa Latin “Literatus”, yang artinya orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis. Oleh karena itu, literasi sangat cocok diimplementasi pada satuan pendidikan, bagi pendidik dan peserta didik yang sedang belajar, tak terkecuali bagi satuan pendidikan SMPK Frateran Ndao.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS), merupakan bagian dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang tertuang dalam Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang merupakan turunan dari PP No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tanggungjawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga, dengan pelibatan kerja sama antara sekolah, keluarga dan masyarakat yang kemudian disebut sebagai tri pusat pendidikan, yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Jadi, PPK merupakan upaya untuk menumbuhkan dan membekali generasi penerus agar memiliki bekal karakter yang baik, keterampilan literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi unggul abad 21, yaitu mampu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, kasih sayang dan logika komputasi (6C). Dan SMPK Frateran Ndao sebagai salah satu sekolah Yayasan Mardiwiyata telah mengimplementasikan PPK sejak diluncurkan oleh Menteri Pendidikan tanggal 19 Agustus tahun 2015 di Jakarta.
Dengan demikian, SMPK Frateran Ndao merupakan sekolah yang mengedepankan pendidikan karakter. Dan memasuki tahun ajaran baru 2021/2022, kami melakukan sebuah gerakan sebagai sebuah inovasi di tengah pandemi Covid-19, yakni pojok literasi yang menghiasi setiap rumah atau asrama peserta didik SMPK Frateran Ndao.
Gerakan pojok literasi bagi setiap peserta didik SMPK Frateran Ndao merupakan karya kreatif dan inovatif peserta didik, atas motivasi dan dorongan dari para wali kelas SMPK Frateran Ndao. Dan untuk membuktikan bahwa setiap peserta didik memiliki pojok literasi di rumah atau asrama, maka setiap peserta didik mengirimkan video atau foto pojok literasi yang mereka miliki ke wali kelas masing-masing untuk diteruskan ke kepala sekolah atau WA grup sekolah.
Dan harapannya, dengan adanya pojok literasi yang menghiasi rumah peserta didik, tidak hanya sekedar dipajang di rumah atau asrama, melainkan bisa dijadikan sebagai perpustakaan mini atau taman baca, untuk berliterasi selama 15 menit sebelum KBM secara virtual dimulai.
Dengan demikian, kegiatan literasi selama 15 menit tetap mendapatkan tempat di hati peserta didik, walau PJJ secara daring dari rumah. Dengan demikian harapannya, pandemi Covid-19 ini, tidak menjadi penghambat ataupun alasan untuk tidak berliterasi.
Literasi, harus membudaya dalam diri peserta didik SMPK Frateran Ndao. Dan kami berharap kelak akan lahir peserta didik dari SMPK Frateran Ndao menjadi penulis-penulis yang handal. Untuk itu, saya selaku kepala sekolah juga memberikan apresiasi untuk semua peserta didik SMPK Frateran Ndao, yang telah memiliki pojok literasi di rumah atau asrama.
Dan pojok literasi kedengaran dan kelihatannya sederhana, tetapi bisa membawa efek yang besar bagi peserta didik SMPK Frateran Ndao, manakala api literasi itu, benar-benar di nyalakan di setiap rumah masing-masing peserta didik SMPK Frateran Ndao.
Akhirnya, kami juga berharap bahwa api literasi yang telah dimulai di rumah setiap peserta didik SMPK Frateran Ndao, juga dapat menjadi inspirasi bagi semua peserta didik di satuan pendidikan yang lain di Endenesia, sehingga api literasi ini menyala mulai dari Ndao untuk Indonesia
Dan tentunya, pojok literasi ini, tidak hanya sebagai sebuah inovasi di tahun ajaran baru 2021/2022, melainkan juga sebagai kado di HUT Ke-73 SMPK Frateran Ndao, tepatnya tanggal 19 Agustus 2021-19 Agustus 1948.
Walau dirayakan secara sederhana akibat pandemi Covid-19, namun tidak mengurangi makna ucapan syukur atas eksistensi SMPK Frateran Ndao di bumi Pancasila Kabupaten Ende.
Seorang penulis rohani pernah menulis: “Tidak ada kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan, selain kata SYUKUR”. Syukur karena, SMPK Frateran Ndao yang merupakan sekolah milik para frater Bunda Hati Kudus atau biasa disapa Frater BHK, hingga saat ini masih berdiri kokoh kuat, itu karena rahmat dan cinta Tuhan. Di usia ke 73 tahun, dimana kepala berangka 7, memiliki makna tersendiri dan sering disebut angka keberuntungan, angka sempurna, angka istimewa, sebab Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh atau hari sabat (Kej 1: 1-2: 4).
Demikianlah usia 73 tahun SMPK Frateran Ndao, memberi makna tersendiri, yakni Tuhan telah memberkati dan telah turut campur tangan dalam seluruh proses pembelajaran pada satuan pendidikan SMPK Frateran Ndao di masa pandemi Covid-19 ini, sehingga walau dalam suasana keterbatasan karena pandemi Covid-19, tidak mengurangi semangat dan daya juang dari para pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua atau wali peserta didik, dalam membelajarkan peserta didik.
Oleh karena itu, saya selaku kepala sekolah, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh orang tua/wali peserta didik, yang telah mendukung program SMPK Frateran Ndao dalam pembelajaran daring/virtual/online selama masa pandemi Covid-19 ini. Melalui pembelajaran daring/virtual/online, sesungguhnya merupakan ajang persiapan peserta didik memasuki kompetisi atau persaingan global, yang berbasis digital, sebagai ciri generasi milenial.
Maka, kalau bukan sekarang saatnya, kapan lagi? Dan kalau bukan mereka sebagai pemilik masa depan siapa lagi? Oleh karena itu, perangkat elektronik atau digital, menjadi suatu keharusan di era digital saat ini, sebab kalau tidak, maka generasi milenial kita akan ketinggalan. Dan, untuk menjawabi tantangan di masa pandemi Covid-19 ini, dimana Kegiatan Belajar Mengajar tidak boleh berhenti, maka SMPK Frateran Ndao memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membelajarkan peserta didik melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring/virtual/online, sehingga mereka (peserta didik) terbiasa dan tidak gagap teknologi (gaptek).
Inilah inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh SMPK Frateran Ndao, namun tetap mengedepankan pendidikan karakter. Tetapi, kami harus akui pula bahwa sentuhan penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik masih kurang maksimal selama masa pandemi Covid-19 ini, walau kami melakukan PJJ rasa normal.
Namun demikian, saya selaku kepala SMPK Frateran Ndao tetap bangga dengan para pendidik dan peserta didik SMPK Frateran Ndao, yang tetap memiliki semangat dalam kegiatan pembelajaran, di masa pandemi Covid-19 ini. Dan satu-satunya kendala dalam KBM secara virtual ini, adalah gangguan jaringan internet. Dan, terlepas dari gangguan teknis tersebut, namun SMPK Frateran Ndao tengah mengimplementasikan pembelajaran berbasis digital atau pembelajaran abad 21 atau pendidikan 4.0.
Dengan demikian, peserta didik SMPK Frateran Ndao tidak kalah dengan peserta didik di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dan melalui pembelajaran secara daring/virtual/online, maka baik pendidik maupun peserta didik, bisa belajar dimana saja dan kapan saja.
Dan sekali lagi, melalui PJJ via daring/virtual/online selama masa pandemi Covid-19 ini, maka boleh dikata SMPK Frateran Ndao, merupakan salah satu sekolah yang memanfaatkan teknologi, namun tanpa mengabaikan pendidikan karakter. Dan ternyata masyarakat mampu melihat inovasi pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 ini, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra/putri-nya pada satuan pendidikan SMPK Frateran Ndao cukup tinggi. Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah mempercayakan SMPK Frateran Ndao, menjadi tempat belajar bagi putra/putri-nya.
Dan tentunya ini juga merupakan buah dari doa dan kerja keras serta promosi berkesinambungan dari semua stakeholders melalui pemanfaatan IT sebagai media promosi. Dan untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat yang telah memilih SMPK Frateran Ndao, sebagai tempat belajar bagi putra/putri-nya, maka kami para pendidik dan tenaga kependidikan SMPK Frateran Ndao terus meng-update dan meng-upgrade diri, sehingga semakin berkompeten dan profesional dalam menjalankan peran masing-masing, yang muaranya adalah student wellbeing anandao.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, harus menjadi daya dorong bagi para pendidik dan tenaga kependidikan SMPK Frateran Ndao, untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membelajarkan peserta didik melalui media digital. Dan jika ada unsur kreatif dan inovatif dalam diri seorang pendidik, maka ia telah menjadi guru penggerak yang mampu menginspirasi teman sejawat dan peserta didik.
Dan, ketika para guru SMPK Frateran Ndao, kreatif dan inovatif dalam membelajarkan peserta didik seperti di masa pandemi Covid-19 ini, sesunggunhya para guru SMPK Frateran Ndao, juga telah mengimplementasikan Merdeka Belajar, dan kekhasan pembelajaran abad 21 yang dicirikan dengan 6C (Communication, Collaborationn, Critical thinking, Creativity, compassion and computational logic).
Akhirnya, syukur bagiMu Ya Tuhan, dan terima kasih untukmu semua, para pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik SMPK Frateran Ndao, ibu kadindik Kabupaten Ende dan jajarannya, para pengurus BP2, para orang tua atau wali peserta didik, para alumni SMPK Frateran Ndao dan masyarakat yang mencintai SMPK Frateran Ndao atas supportnya bagi keberlangsungan pendidikan pada satuan pendidikan SMPK Frateran Ndao.
Dirgahayu SMPK Frateran Ndao, Tetap Jadilah Yang Terbaik.