Kupang, detakpasifik.com – Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) Kabupaten Manggarai pada Jumat (16/4/2021) mengatakan 9 orang di SMAK St. Stefanus Ketang terpapar Covid-19. Merebaknya Covid-19 di salah satu sekolah unggulan di Manggarai Flores itu, diduga bersumber dari pelaku perjalanan ke Pulau Jawa tiga pekan sebelumnya.
Informasi tentang terancam merebaknya Covid-19 di SMA Katolik yang bernaung di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia itu, dibenarkan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Kabupaten Manggarai Lodovikus D. Moa kepada detakpasifik.com Minggu, (18/4/2021).
Dia mengatakan, awalnya seorang ibu guru Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St. Stefanus Ketang dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan swab antigen di Rumah Sakit St. Rafael Cancar 14 April 2021.
Setelah diketahui positif Covid-19, Satgas langsung melakukan tracing ke asrama putri SMAK St. Stefanus Ketang, tempat tinggal pasien dan diketahui 8 dari 31 orang yang diperiksa dinyatakan positif. Mereka berinisial TH (P), FK (P), SB (P), MB (P), MM (P), EA (P), KM (P), YM (P), dan TS (L).
“Mereka langsung dikarantina mandiri selama 14 hari dengan pengawasan petugas kesehatan karena mereka adalah Orang Tanpa Gejala (OTG),” kata Lodovikus.
Ia pun berharap, mereka tetap berada di tempat karantina dengan menaati protokol kesehatan dan mengimbau masyarakat untuk tidak cemas karena Satgas berupaya keras mencegah penularannya.
Berdasarkan informasi Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai, akan dilakukan tracing siswa yang lain pada Senin 19 April 2021 oleh Satgas Covid-19 di Kecamatan Lelak bersama Puskesmas Ketang dan Babinsa.
Kasus Pertama Diduga Pelaku Perjalanan di Pulau Jawa
Hasil penelusuran detakpasifik.com, ibu guru yang positif Covid-19 adalah salah seorang pelaku perjalanan bersama Kepala Sekolah SMAK St. Stefanus Ketang, Romo Tarsisius Syukur, Pr dan 2 orang guru yang adalah anggota Asosiasi Petani Kopi Jahe Manggarai (APEKAM) berkesempatan ikut benchmarking ke Magelang, Yogyakarta, Banyuwangi dan Jember pada tanggal 22 hingga 27 Maret 2021 yang difasilitasi Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF).
“Kita menduga penularan ini berasal dari perjalanan dari BOPLBF itu,” ujar Lodovikus
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatima melalui sambungan telepon kepada detakpasifik.com Sabtu (27/3/2021) mengatakan, kegiatan ini merupakan penyiapan pengembangan desa wisata pada segmentasi agrowisata kopi dengan mendorong peningkatan sumber daya manusia melalui benchmarking.
Adapun peserta lain dalam kagiatan benchmarking ini antara lain; Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur.
Sejak Sabtu (17/4), detakpasifik.com berusaha untuk meminta konfirmasi lanjutan dari pihak SMAK St. Stefanus Ketang, tetapi hingga berita ini dimuat belum mendapatkan balasan. Hal ini dinilai penting untuk mengurangi kecemasan masyarakat dan orangtua murid.* (ib, kl)