Kupang, detakpasifik.com – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef A Nae Soi mengomentari terkait viralnya pernyataan Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe yang berbau SARA dan menimbulkan banyak protes dari kelompok masyarakat.
Menurut Josef, dirinya sedang berada di Jakarta saat rekaman suara itu beredar dan menjadi viral. Ia mengaku tidak tahu sama sekali soal penyataan Ketua DPRD Kota Kupang yang belakangan mendapat banyak kecaman dari kelompok masyarakat.
“Kalau itu saya tidak tahu, karena baru pulang dari Jakarta. Saya tidak tahu itu,” ujar Josef Nae Soi menjawab awak media di Kantor Gubernur NTT, Senin (31/5/2021).
Mantan anggota DPR RI ini menegaskan, di bawah kepemimpian Viktor Bungtilu Laiskodat bersama dirinya, (Victory-Joss), baik masyarakat umum maupun pejabat publik tidak boleh memberikan pernyataan berbau SARA yang dapat menyinggung suku, atau agama tertentu.
Kerena itu menurutnya jikalau ada pejabat publik yang berani mengeluarkan pernyataan SARA dan menyinggung hati masyarakat NTT, maka oknum pejabat tersebut sangat picik.
“Kalau ada oknum pejabat begitu, maka itu sangat picik. Karena di Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak mengenal itu sama sekali,” tegas Josef.
“Pejabat seperti itu tidak boleh ada di Nusa Tenggara Timur. Saya garis bawahi itu,” sambungnya.
Ia menjelaskan, di Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya berlaku istilah ‘agamamu untukmu, agamaku untukku’ dan masyarakat di dalamnya adalah satu.
“Jadi tidak ada lagi bilang kau suku mana, agama apa. No way!” katanya.
“Kalau ada orang NTT atau pejabat yang masih berpikir seperti itu, saya katakan itu sangat picik,” tutup Nae Soi.
(dpasifik)