Kupang, detakpasifik.com – Instalasi Karantina Hewan (IKH) harus memenuhi persyaratan keamanan hewan dari hama penyakit dan organisme pengganggu, serta memiliki pelayanan yang profesional, tepat dan cepat agar mendorong pembangunan sektor peternakan bisa menguraikan kemiskinan di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Hal itu disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat melakukan peninjauan Instalasi Karantina Hewan (IKH) pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang di Tenau pada Senin (27/9/2021).
“Kunjungan ke balai karantina Provinsi NTT untuk kita memastikan pelayanan ke depan terhadap karantina hewan dapat berjalan profesional, cepat, tidak lambat dan menjadi satu kesatuan gerak dengan kebijakan pemerintah provinsi untuk mendorong peternakan NTT menjadi salah satu desain pembangunan mengatasi kemiskinan di NTT,” katanya, mengutip rilis pers yang diterima detakpasifik.com.
Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, Gubernur Tetap Berjuang Tingkatkan Perekonomian Daerah
Ia berharap, melalui IKH, kesehatan hewan ternak yang didatangkan untuk diekspor atau dikembangkan dapat ditingkatkan kualitasnya. Dan dengan penambahan beberapa kandang yang baru juga bisa meningkatkan produktivitas peternakan di NTT.
“IKH jelas akan menjamin kualitas ternak yang kita miliki. Dengan adanya penambahan kandang yang baru, akan mampu menampung hingga 3.000 ekor lebih sehingga kita mampu mendorong produktivitas. Oleh karena itu pentingnya koordinasi lintas sektor untuk menyinergikan seluruh pembangunan khususnya dalam bidang peternakan,” lanjutnya.
Pada peninjauan yang dilakukan terkait kunker Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo pada Rabu, 29 September 2021 itu, ia pun menyinggung pentingnya pembentukan biosecurity dan bioindustry untuk dibangun di Provinsi NTT.
Hal itu dinilai penting, karena seluruh virus atau penyakit ternak dapat dianalisis dan dikaji sehingga tidak menghambat pada pengembangan isu-isu ekonomi perdagangan pada masa yang akan datang.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar menjelaskan, dua instalasi karantina hewan yang baru dibangun dapat menambah daya tampung ternak sehingga tidak lagi terjadi over kapasitas.
Baca juga:
“Selama ini kita sering mengalami over kapasitas daya tampung ternak sapi. Dengan penambahan dua kandang yang baru, jadi total kapasitasnya bertambah 250 ekor ternak sapi. Kita sudah rencanakan untuk tahun 2022, akan ada enam kandang baru yang dibangun dengan luas kawasan 2,7 ha atau hampir tiga hektar,” ungkapnya.
Ke depan, kata Yulius, akan dibangun total 16 kandang baru. Yang semula memiliki kapasitas penampungan 1.550 ekor -akan sanggup menampung hingga 3.000 ekor sapi.
(dp)