Kendaraan roda empat, berjalan konvoi berjejer perlahan. Jalan terseok-seok beringsut, lantaran jalan satu-satunya ke Beamese itu, bukan saja amat sangat sempit dan berbatu-batu, tetapi juga jalan menuju ke sana menelusuri kelokan tajam tebing terjal ngarai dalam.
Catatan Pius Rengka
Dua tahun silam, 8 Oktober 2020. Gubernur NTT, Dr. Viktor B. Laiskodat, berkunjung ke Beamese, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai. Seperti biasa, Gubernur datang dengan rombongan cukup besar. Viktor mengenakan pakaian ala songke Todo dan topi Manggarai.
Kendaraan roda empat, berjalan konvoi berjejer perlahan. Jalan terseok-seok beringsut, lantaran jalan satu-satunya ke Beamese itu, bukan saja amat sangat sempit dan berbatu-batu, tetapi juga jalan menuju ke sana menelusuri kelokan tajam tebing terjal ngarai dalam.
Di tepi jalan, ratusan batu wadas. Batu diameter 5×4 meter menggelantung di sela-sela rumah penduduk. Seolah-olah, ratusan batu besar itu sedang siaga penuh berguling mengancam nyawa siapa saja yang melintas di situ. Singkat kisah, jalan menuju Beamese adalah salah satu contoh terbaik untuk jalan berburuk rupa di NTT.
Di dalam mobil pelat nomor DH 1, Gubernur Viktor bergumam: “Jalan ini kok buruk sekali ya. Ini daerah belum merdeka. Kasihan sekali rakyat di sini. Kraeng Pius lihatlah. Inilah contoh terbaik tentang penjara jalan raya di NTT. Akses dan mobilitas manusia, barang pasti sangat terhambat. Tetapi, di sinilah persis letak kemurahan Ilahi. Justru dari tempat seperti inilah lahir orang sekaliber Bapak Uskup Sipri”. Gubernur mengingatkan sopir berulangkali, supaya cermat mengendalikan mobil yang ditumpanginya.
Dua hari sebelum rombongan gubernur tiba, Penjabat Bupati Manggarai, Dr. Sonny Libing, telah mengerahkan kekuatan alat berat Dinas Perkejaan Umum Kabupaten Manggarai. Alat-alat berat menggaruk sporadik seperlunya. Bongkahan batu dan ceruk jalan berlubang dirapikan agar nyaman dilalui kendaraan.
Diperoleh informasi, Ir. Saldi Sahadun, Kepala Dinas PU kala itu, diperintahkan Penjabat Bupati Dr. Sonny Libing, wajib tidur di lapangan. Dr. Sonny Libing ingin memastikan perbaikan jalan, meski seperlunya harus tuntas tepat waktu, sekurang-kurangnya sehari sebelum rombongan Uskup, Gubernur dan undangan lain tiba. Ir. Saldi Sahadun mengakui dirinya telah dua hari siang malam mengawasi perbaikan tambal sulam jalan berlubang.
Meski jalan itu sudah digaruk seperlunya, toh kondisi jalan masih tetap serius mengancam. “Jalan diperbaiki seadanya saja, biar rombongan Uskup dan Gubernur NTT serta undangan lain tidak mengalami hambatan serius,” ujar Dr. Sonny Libing.
Gubernur NTT, Dr. Viktor B. Laiskodat, berkunjung ke Beamese, demi menggenapi undangan Uskup Mgr. Siprianus Hormat. Uskup baik hati ini kerap disapa Mgr. Sipri, mengundang gubernur bukan tanpa alasan jelas. Hari itu, Uskup Sipri genap 25 tahun menjalani panggilan imamatnya.
Uskup Sipri merayakan pesta perak didahului dengan ekaristi. Tampak hadir pada kesempatan itu, antara lain Penjabat Bupati Manggarai, Dr. Sonny Libing, mantan Bupati Manggarai Dr. Deno Kamilus, Bupati Manggarai Timur Andreas Agas, Bupati Manggarai Barat, Agustin Dulla, Uskup Emeritus Michael Angkur, OFM, para Uskup dari berbagai wilayah keuskupan di tanah air, ratusan pastor sekeuskupan Manggarai dan para kepala dinas badan dari provinsi dan kabupaten. Sedikitnya 6000 umat Katolik Paroki Beamese dan sekitarnya tumpah ruah memadati gelar misa konselebrasi akbar di satu-satunya lapangan sepakbola yang disebut Beamese itu.
Beamese berarti lapangan luas. Ukuran panjang lebar 50 x 90 meter. Itu satu-satunya tanah datar di daerah itu. Paroki Beamese adalah tempat dari mana Uskup Manggarai, Mgr. Sipri Hormat, berasal.
Usai misa perayaan Pesta Perak Uskup Sipri, Gubernur NTT, Dr. Viktor Laiskodat memberi kata sambutan. Dalam sambutannya, Dr. Viktor Laiskodat mengatakan, jalan menuju Beamese harus segera dibereskan.
“Berapa biaya pengerjaan jalan ke sini,” tanya gubernur dari podium kehormatan. Dijawabnya sendiri, taksasi anggaran pengerjaan jalan 7 km Rp 11 miliar. “Kalau begitu, saya perintahkan jalan ke Beamese harus dikerjakan tuntas. Biaya tanggung renteng provinsi dan kabupaten. Provinsi Rp 7 miliar, kabupaten Rp 4 miliar. Bagaimana Pak Penjabat Bupati, Anda bisa atur itu?” Penjabat Bupati Manggarai, Dr. Sonny Libing berkata: “Siap Pak Gubernur. Kabupaten Rp 4 miliar”. Tepuk tangan rakyat pun pecah di lembah Beamese.
Tepati janji
Gubernur NTT, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat menepati janjinya. Gubernur membantu mengaspalkan jalan raya menuju kampung Beamese. Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Manggarai, pekan ini, Gubernur didampingi Bupati Manggarai Hery Nabit, MA dan Wabup Heri Ngabut, S.H, Vikjen Alfons Segar, Pr dan Pastor Paroki Rm. Tarsi Syukur.
Gubernur dan rombongan melihat kondisi jalan yang sudah dijanjikan di Desa Perak dan Desa Beamese, Kecamatan Cibal. Jalan tersebut telah mulai dikerjakan 2021. Pengerjaan jalan itu merupakan janji Gubernur Viktor. Pada kesempatan itu, disepakati penanganan jalan itu dilakukan atas share anggaran APBD Provinsi tahun 2021 dan APBD Manggarai.
Gubernur Viktor di depan masyarakat dan para kepala desa se Kecamatan Cibal, tidak hanya berbicara tentang jalan hotmix yang telah dikerjakan dari Desa Perak menuju Desa Beamese, tetapi gubernur juga menyentil intervensi program dan anggaran pemerintah pusat tatkala menjawab aspirasi para kepala desa yang hadir saat itu.
“Ada saja intervensi dari pusat dan provinsi atas keadaan riil di daerah, seperti jalan yang rusak parah di wilayah Colol. Itu perlu intervensi,” katanya. Untuk bisa intervensi, diperlukan kajian-kajian prioritas. Terdapat pula intervensi program dan anggaran dari pusat dan provinsi karena berkaitan dengan pelayanan publik.
Viktor Bungtilu Laiskodat kagum dan bangga dengan kinerja tim Dekranasda Kabupaten Manggarai. Pujian Gubernur bukan tanpa alasan. Ilmu yang banyak dari ketua dan wakil ketua Dekranasda mampu mengangkat potensi kerajinan beraneka ragam yang tidak kalah dengan produk luar negeri. Disebutnya contoh, antara lain kain songke. Viktor menambahkan produk luar negeri kualitasnya sama dengan produk yang ada di NTT.
Vikjen Keuskupan Ruteng, Alfons Segar Pr, berterima kasih atas perhatian meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur jalan raya. Jalan yang dihotmix sudah dirasakan Uskup Sipri belum lama ini, katanya.
Selanjutnya Wakil Bupati Manggarai Heri Ngabut mengatakan, jalur jalan sepanjang 11 km hingga Beamese ini belum semuanya baik. Sesuai data, tahun ini, pengerjaan jalan sepanjang 3,5 km pada jalur ini. Tahun 2023 sudah dirancang untuk kembali menangani jalur jalan ini. Wabup Heri berharap semoga berkat dan kebaikan terus mengalir ke tanah Manggarai.